Pertamina Sulap Minyak Jelantah Jadi Avtur
Pertamina Sulap Minyak Jelantah Jadi Avtur PT Pertamina (Persero) terus berinovasi dalam mengembangkan sumber energi alternatif yang ramah lingkungan. Salah satu langkah terbaru yang tengah digodok adalah upaya mengubah minyak goreng bekas atau jelantah menjadi bahan bakar pesawat atau avtur. Inisiatif ini diharapkan dapat mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil dan berkontribusi pada penurunan emisi gas rumah kaca.
Potensi Besar Minyak Jelantah
Minyak jelantah yang selama ini sering dianggap sebagai limbah ternyata memiliki potensi besar untuk diolah menjadi bahan bakar alternatif. Dengan teknologi yang tepat, minyak jelantah dapat dikonversi menjadi Sustainable Aviation Fuel (SAF) yang memiliki kualitas setara dengan avtur konvensional.
Beberapa keuntungan dari pemanfaatan minyak jelantah sebagai bahan bakar pesawat antara lain:
- Ramah lingkungan: Penggunaan SAF dapat mengurangi emisi karbon secara signifikan dibandingkan dengan avtur konvensional.
- Berkelanjutan: Sumber minyak jelantah melimpah dan dapat diperbarui, sehingga mengurangi ketergantungan pada sumber daya fosil yang terbatas.
Upaya Pertamina
Pertamina telah melakukan berbagai upaya untuk mewujudkan rencana ambisius ini. Beberapa langkah yang telah dilakukan antara lain:
- Penelitian dan pengembangan: Pertamina bekerja sama dengan berbagai lembaga penelitian untuk mengembangkan teknologi yang efisien dan efektif dalam mengolah minyak jelantah menjadi SAF.
- Uji coba: Pertamina telah melakukan uji coba produksi SAF dalam skala laboratorium dan diharapkan dapat segera melakukan uji coba dalam skala yang lebih besar.
- Kerjasama strategis: Pertamina menjalin kerjasama dengan berbagai pihak, baik dalam negeri maupun luar negeri, untuk mempercepat pengembangan industri SAF di Indonesia.
- Baca Juga : Jenis Kendaraan yang Masih Diizinkan Beli Pertalite Cs
Tantangan dan Peluang
Meskipun potensi pemanfaatan minyak jelantah sebagai bahan bakar pesawat sangat menjanjikan, namun masih ada beberapa tantangan yang perlu diatasi, seperti:
- Ketersediaan infrastruktur: Pembangunan infrastruktur pengolahan minyak jelantah menjadi SAF membutuhkan investasi yang cukup besar.
- Standarisasi: Perlu adanya standarisasi yang jelas mengenai kualitas SAF agar dapat digunakan secara luas di industri penerbangan.
- Regulasi: Pemerintah perlu mengeluarkan regulasi yang mendukung pengembangan industri SAF, seperti insentif fiskal dan kemudahan perizinan.
Di sisi lain, upaya Pertamina ini juga membuka peluang bisnis yang sangat besar. Indonesia dengan jumlah penduduk yang besar dan konsumsi minyak goreng yang tinggi memiliki potensi yang sangat besar untuk menjadi produsen SAF terbesar di dunia.
Kesimpulan
Upaya Pertamina dalam mengubah minyak jelantah menjadi avtur merupakan langkah yang sangat strategis untuk mewujudkan target pemerintah dalam mengurangi emisi gas rumah kaca dan mengembangkan energi bersih. Dengan dukungan dari berbagai pihak, inisiatif ini diharapkan dapat berhasil dan membawa manfaat yang besar bagi masyarakat dan lingkungan.