Banyuwangi, Kisah mengharukan seorang ibu bernama Mak Dede di Banyuwangi, Jawa Timur, menjadi viral di media sosial setelah ia harus menelan pil pahit akibat batalnya transaksi penjualan kayu bakar senilai Rp.50 ribu yang telah ia antarkan dengan penuh perjuangan.
Mak Dede, seorang ibu rumah tangga berusia 55 tahun, sehari-harinya mengandalkan penjualan kayu bakar untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Sejak pagi buta, Mak Dede dan suaminya mengumpulkan kayu dari hutan sekitar rumah mereka. Pada hari Selasa lalu, ia menerima pesanan dari seorang pembeli yang memesan kayu bakar seharga Rp.50 ribu. Menurut rencana, uang tersebut akan digunakan untuk membeli bahan pangan dan membayar sekolah anaknya.
Setelah Sampai di Pembeli Kayu Mak Dede Tidak Ada di Lokasi yang Di Janjikan
Emak bergegas menyiapkan kayu bakar sesuai pesanan dan mengantarkannya menggunakan sepeda motor tua yang sudah setia menemani kesehariannya. Namun, ketika tiba di lokasi yang telah disepakati, ia mendapati bahwa pembeli tidak ada di tempat dan teleponnya tidak bisa dihubungi. Setelah menunggu selama lebih dari satu jam, Emak Dede akhirnya mengetahui bahwa pembeli tersebut telah membatalkan transaksi melalui pesan singkat yang dikirimkan beberapa menit sebelum kedatangannya.
Sambil memandang kayu bakar yang masih tersimpan di belakang sepeda motornya, air mata Dede tak tertahan. Ia merasa sangat kecewa dan sedih karena telah menghabiskan waktu dan tenaga, bahkan merasa terancam tidak bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari keluarganya.
“Saya sudah berusaha keras untuk mendapatkan uang ini. Tapi ternyata semua sia-sia,” ungkapnya dengan nada penuh kepedihan.
Kisah Emak Dede ini segera menarik perhatian warganet setelah seorang saksi mata memposting cerita tersebut di media sosial. Dalam waktu singkat, kisah tersebut menyebar luas dan mendapatkan perhatian dari berbagai kalangan. Banyak orang merasa tergerak untuk membantu Dede, dengan beberapa di antaranya langsung datang ke rumahnya untuk memberikan donasi.
Banyak Warga Serta Pemerintah yang Turut Prihatin Atas Kehidupan Mak Dede
Pihak pemerintah setempat juga merespons dengan cepat. Kepala Desa Banyuwangi, Bapak Agus Santoso, menyatakan rasa prihatin dan berjanji akan memberikan bantuan serta mencari solusi jangka panjang untuk membantu Dede dan keluarga.
“Kami akan berupaya untuk memastikan bahwa kejadian serupa tidak terulang lagi. Kami juga akan berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait untuk memberikan dukungan kepada Mak Dede,” ujar Agus Santoso.
Dukungan dari masyarakat juga mengalir deras. Sejumlah relawan mengumpulkan sumbangan berupa uang tunai dan bahan pangan untuk membantu Mak Dede. Tak hanya itu, sebuah kampanye crowdfunding juga diluncurkan untuk mengumpulkan dana bagi Mak Dede dan keluarganya.
Kisah Mak Dede adalah pengingat bagi kita semua tentang pentingnya kepedulian dan empati dalam kehidupan sehari-hari. Dalam situasi yang penuh tantangan, gotong royong dan solidaritas masyarakat menjadi kunci untuk membantu mereka yang membutuhkan. Semoga bantuan yang diberikan dapat meringankan beban Mak Dede dan keluarga, serta mendorong kita semua untuk lebih peduli terhadap sesama.