Saat ini ekspor industri besi dan baja mengalami penurunan pada November 2023. Prospek pertumbuhan industri besi dan baja Indonesia defisit karena permintaan global serta kondisi geopolitik. Hal itu dipicu karena adanya permintaan global mengalami perlambatan ekspor besi dan baja turun 6,82% menjadi US$2,28 miliar.
Inflasi global yang menyebabkan perlambatan akibat kondisi geopolitik perang Rusia-Ukraina serta perang dagang Amerika Serikat-China. Selain itu indikasi laju inflasi global di picu dengan tingginya suku bunga acuan global. Untuk itu industri besi dan baja Indonesia akan menyasar pasar domestik untuk menggenjot pertumbuhan.
Idustri besi dan baja Indonesia menargetkan prospek pertumbuhan melalui program pemerintah dalam mendukung pertumbuhan nasional. Prospek industri besi dan baja menargetkan proyek infrastruktur nasional dan pertumbuhan industri manufaktur domestik. Dengan melihat potensi sektor RAPBN melalui produktivitas, mobilitas dan konektivitas, serta pemerataan.
Baca Juga : Komitmen Jepang Lanjutkan Pembangunan MRT jalur Timur-barat
Disisi lain pertumbuhan industri besi dan baja mengharapkan dukungan pemerintah dalam kegiatan ekspor dalam antisipasi hanbatan perdagangan. Upaya antisipasi tersebut dilakukan dengan penerbitan Environmental Product Declaration (EPD) maupun sertifikasi.
Dalam pangsa pasar ekspor industri besi dan baja mempertahankan reguler market produk seperti Malaysia, Vietnam, Taiwan, Pakistan, Australia & NZ. Adapun untuk tujuan ekspor pasar Eropa seperti Belgia, Turki, Spanyol, Portugal, Turki, Italia.
Harapanya prospek kedepanya diperkirakan akan tumbuh di tahun 2024. Hal itu terlihat dari produksi dan penjualan mengalami peningkatan seiring dengn pertumbuhan deman melalui program pemerintahan di pasar domestik.