Jimly Asshiddiqie yang merupakan mantan ketua MK baru baru ini berbicara perilhal mengenai politik dinasti jelang Pemilihan Umum (Pemilu) 2024. Pria satu ini mengungkapkan bahwa negara indonesia itu negara Republik namun sistem pemerintahannya seperti menggunakan sistem feodal.
Menariknya, hal tersebut ia sampaikan di hadapan seluruh peserta yang mengikuti Silaturahmi Kerja Nasional (Silatnas) ICMI. Bahkan didepan Prabowo Subianto, yakni yang merupakan calon presiden pada Pilpres 2024.
Sebagaimana yang diketahui oleh umum, bahwa Prabowo akan berdampingan dengan Gibran Rakabuming Raka. Dan hal tersebut akan berlangsung pada kontestasi politik tahun depan.
Dimana seperti yang diketahui bahwa Gibran sendiri merupakan , putra sulung Presiden Jokowi. Dan pada tahun ini dirinya sendiri akan resmi berusia 36 tahun dan mencalonkan diri sebagai cawapres setelah keputusan MK mengenai batas minimum umur capres dan cawapres.
Sebelumnya, UU Nomor 7 Tahun 2017 Tentang Pemilu menyatakan bahwa usia minimum yang harus dimiliki oleh pasangan capres dan cawapres adalah 40 tahun.
Baca Juga : Bahaya! Makanan Harian ini Bisa Menyebabkan Penyakit Jantung
Namun kemudian setelah pemberitaan Gibran yang menjabat sebagai cawapres ini maka pihak MK membolehkan pasanagan capres dan cawapres tersebut. Dimana rentannya berusia kurang dari 40 tahun, asalkan sosok pasangan calon tersebut pernah atau sedang menjadi pejabat negara.
Jimly dalam pidatonya mengungkapkan bahwa Inggris merupakan negara berbentuk kerajaan. Namun mereka justru menerapkan politik seperti negara republik.
“Nah, namun yang saya bilang kalian ini bagian dari kerajaan tapi perilakunya republik. Sehingga saya menyatakan kepada mereka bahwasanya mudah bagi Anda berubah jadi republik. Namun negara saya sendiri yakni Indonesia tidak begitu saya ungkapkan kepada meraka. Indonesia itu sendiri merupakan negara yang berbentuk republik tapi kebalikannya justru kelakuannya kerajaan,” kata Jimly, mengutip dari artikel CNN Indonesia.
Sebagai orang yang penuh dan memiliki berintelektual kata Jimly harusnya melihat hal tersebut secara objektif sebagai fenomena.
Jimly Mantan Ketua MK tersebut kemudian dalam pernyataannya mengatakan feodal itu kemudian mengarah kepada politik dinasti layaknya sebuah negara kerajaan saja. Dimana kepemimpinannya diturunkan secara turun menurun “Sebenarnya saya tidak usah saya sebut partainya, hanya dengan berkata seperti ini saja kalian sudah pasti paham,” sambungnya.